Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pedalaman (LePMIL), (21/05/14) mengadakan Workshop “Rencana
Strategi dan Standar Operasional Procedural”. kegiatan ini berlansung selama
tiga hari, dengan harapan manajemen kelembagaan secara umum bisa terlaksana
sesuai garis organisasi yang normatif.
Hari pertama rabu (21/05/14),Kegiatan Workshop
diawali dengan perkenalan peserta dengan satu sama lain yang dipandu oleh Aliem
Nur, salah satu mantan direktur LePMIL periode sebelumnya.
Dalam workshop LePMIL ini bekerja sama dengan
Institut Penelitian Nusantara dalam hal ini diwakili oleh Jhon Watts, selain
itu dihadiri pula oleh beberapa lembaga mitra yang selama ini bekerja sama
dengan lepmil baik dari instansi pemerintah maupun dari kelompok tani yang ada
di kota kendari. Jhon Watts mewakili IPN menjadi salah satu pembica dalam
workshop ini yang focus pada bagaimana LSM itu bisa mendapatkan pendanaan
secara berkelanjutan dan mampu untuk survive dalam kondisi apapun.
Tak lupa pula salah satu dewan pendiri lepmil
Yani Taufik pula hadil dalam kegiatan ini, juga didaulat sebagai pembicara juga
mendampingi Jhon Tapper. Dalam kesempain itu Yani Taufik lebih menekankan
tentang historis awal mula perjuangan mereka dalam mendirikan lepmil beserta
dewan pendiri lainnya.
Hari kedua kamis (22/05/14) agenda workshop
LePMIL “rencana strategi dan standar operasional procedural” membahas tentang
fund rising LePMIL. Diskusi diawali oleh Alim Nur dengan memaparkan beberapa
usaha yang pernah dirintis oleh lepmil yakni ada tiga usaha antara lain
pemeliharaan kambing, foto kopi, dan penggilingan beras. Dalam pengelolaan
usaha yang dirintis oleh LePMIL ini melibatkan masyarakat, namun terkendala
dengan tidak adanya manajerial yang baik untuk mengelola fund rising secara
fokus.
Pada diskusi ini ada dua aspek yang difokuskan
untuk pengelolaan fund rising yang cocok untuk lepmil saat ini yaitu touris
center dan pengelolaan madu. Untuk madu, bisa menjadi sebagai sumber pendanaan
untuk lembaga, juga cepat dalam proses pengelolaannya, dan memiliki potensi
besar,karena melihat ada potensi besar disana. Untuk mendukung pengelolaan madu
yang berkelanjutan perlu membangun sector yang mendukung seperti membangun
koperasi.
Kemudian berikutnya yaitu touris center yang
juga berpotensi untuk menjadi fund rising LePMIL mengingat di Sultra ini banyak
lokasi wisata yang cukup menjanjikan untuk para touris. Namun untuk mengelola
touris center ini butuh waktu jangka panjang, perlu ada beberapa factor
pendukung untuk menjalakannya seperti alat publikasi seperti website agar para
pengunjung dengan muda mendapatkan informasi awal untuk berkunjung di lokasi
yang diinginkan.
Selain website yang perlu dikembangkan oleh
LePMIL adalah jaringan untuk mendukung perluasan informasi sepada calon
pengunjung. Kemudian untuk langkah awal harus ada percobaan terlebih dahulu
untuk proses promosi touris center ini.
Masuk hari ke tiga agenda Workshop LePMIL
jumat (23/05/14), diawali dengan review selama pertemuan dua hari sebelumnya.
Dari review itu setiap anggota LePMIL memaparkan tanggapannya atas point-pont
penting atas hasil diskusi sebelumnya.
Setiap point yang
menjadi masukan yang akan menjadi pertimbangan untuk didiskusikan pada
kesempatan berikutnya dalam hal ini disesuaikan dengan kondisi lepmil saat ini.
Menurut Aliem Nur “setiap
ide selama workshop ini perlu ada diskusi lanjutan untuk me-follow up guna
membangun nilai-nilai manfaat dari setiap masukan yang menjadi prioritas lepmil
saat ini”. Aliem juga menyinggung tentang “pengelolaan keuangan LePMIL”.
Menurut dia pengelolaan kuangan LePMIL sangat terbuka dengan anggota dan staff,
setiap pemasukan dan pengeluaran menjadi hak setiap anggota untuk
mengetahuinya. Kerena salah satu konflik utama dari sebuah lembaga adalah tidak
adanya transparansi pengelolaan keuangan.
0 komentar:
Posting Komentar